Senin, 27 Juli 2015

Uniknya Pura Lingsar Cerminkan Kerukunan Beragama

Telah senang berjalan-jalan menuju pantai Kuta, pantai Senggigi atau air terjun Sendang Gile?. Lupakan sesaat perihal bertamasya air, mari berkunjung ke Pura Lingsar. Pura yang dimaksud lambang kerukunan umat beragama. 
Pura Lingsar berada pada Desa Lingsar, Kecamatan Narmada Kabupaten Pulau Lombok Barat. Pura itu merupakan pura paling besar di Lombok. Pada bangun mulai mulai 1741 menurut Raja Anak Agung Ketut Karangasem juga dikira pura yang pasti suci dalam Pulau Lombok. Uniknya, pura itu paduan pada niali-nilai agama Hindu juga Islam Wetu Telu. Latar belakang inilah ialah daya tarik sangat nomor satu Pura Lingsar. Tetapi sebab ini lokasi pura tersebut terdiri jadi dua. Dibagian utara ada pura Hindu bernama Gaduh, sedang dibagian selatan berdiri pura Weku Telu bernama Kemaliq.

Pura
dan lebar 26 hektar ini benar-benar tunjukkan harmonisasi dalam agama Islam serta Hindu. Hingga tak heran apabila ritual dua agama tersebut sukses alternatif berdampingan tanpa berada berlangsung gesekan. Begitu juga sebagai lambang melindungi kesucian pura itu menjadi tiap-tiap pengunjung diwajibkan demi menggunakan selendang kuning serta merupakan sinyal penghormatan. Meski senantiasa dipakai untuk melaksanakan ibadah 2 agama yang bukan sama namun di satu season satu kali berada upacara yang melibatkan umat Hindu serta Islam dalam pura tersebut. Upacara tersebut bernama Perang Topat. Pada ritual itu merekapun “berperang” menggukana topat atau ketupat yang dilemparkan dalam sesama rekannya. Tafsiran dari perang tersebut merupakan begitu juga yaitu sinyal bersukur menghadapi rezeki yang senantiasa dilimpahkan menurut Tuhan. Perang Topat kenyataannya dikerjakan pada ketika sebelum musim tanam pagi serta setelah musim penghujan.
 
Terkecuali ritual-ritual yang unik, Anda dengan diharuskan menjelajahi lokasi ini. Terkecuali pura Gaduh serta Kemaliq, pada Pura Lingsar berada kolam yang dalam bangun untuk menghormati Dewa Whisnu dan luas enam. 230 mtr. persegi. Kolam bernama Telaga Ageng itu ditempati ikan yang seumpama tidak di panggil keluar bakal tak menunjukkan diri. Pengunjung harus melemparkan telur ayam rebus untuk ikan-ikan tersebut pergi. Telaga Ageng memiliki sembilan pancuran yang airnya bakal memancar menuju kolam. Dalam basic kolam Kita akan tunggu sangat banyak duit koin yang semrawut. Uang-uang itu dilempar menurut pengunjung. Konon jawabnya tiap-tiap pengunjung yang melempar koin ke kolam akan menerima keringanan rezeki dari Tuhan.Untuk mendatangi Pura Lingsar, Kita dapat menumpang angkutan umum dari terminal Bertais ke Narmada serta harga Rp. 3000. Sehabis tersebut dari Narmada ke Pura dengan biaya yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar