Jumat, 31 Juli 2015

Taman Mayura Saksi Bisu Sejarah Lombok

Terdapat segala gossip histori dibalik berdirinya Taman Mayura. Seperti perihal burung Merak, Bale Kambang, Taman Kalepug dengan berasal usul didirikannya taman yang terdapat pada Kecamatan Cakranegara Mataram itu. Dan sesudah Kamu memerhatikan seluruhnya ceritanya, Kita akan terpana, demikian kekayaan negeri itu memanglah sudah diawali sejak mulai masa kerajaan.
 
Di bhs Sansekerta, Mayura bermakna burung Merak. Taman yang di bangun oleh Anak Agung Ngurah Karangasem pada 1744 ini pembuka mulanya bernama Taman Kalepug yang berati nada jatuhnya air di telaga. Nah, kenapa bertukar jadi Mayura lantaran pada ketika tersebut dominan ular pada lokasi taman tersebut. Demi mengusir ular, dihadirkanlah burung Merak dari Palembang untuk memangsanya. Sejak mulai itu Taman Kalepug bertukar nama menjadi Mayura. Sekarang yang tersisa hanya relief-relief burung Merak yang makin menyakinkan jika legenda perihal ular dengan burung Merak memanglah ada.
Taman Mayura merupaka saksi kedatangan kerajaan Singasari dengan bermacam orang Bali dalam Pulau Lombok dalam era ke-19. Uniknya di taman ini Anda akan menjumpai begitu mulai mulai waktu dulu motivasi ketidaksamaan sudah berada dipelihara menurut raja-raja Singasari dengan Mataram. Bale Kambang atau bangunan terapung pada di kolam Taman Mayura menceritakan sesuatu semacam itu. Dalam Bale Kambang kita bakal menjumpai patung-patung yang bercirikan Muslim, Cina, serta Jawa. Patung yang mencirikan Muslim ada dibagian Barat, timur dengan utara Bale Kambang bersebelahan juga bangunan linggih yang kental corak Hindu Balinya. Ketika itu, Bale Kambang dipakai untuk mengadili satu perkara dalam saat penjajajahan Belanda.
 
Oya, ada sebuah unik lagi dari Taman Mayura tersebut. Jika mengunjunginya, Kita diwajibkan memanfaatkan selendang kecil panjang berwarna merah. Tiap-tiap pengunjung mesti mengikatkan selendang ini di pinggang. Langkah mengikatkannya juga tak berhasil asal-asalan. Demi yang telah menikah menjadi simpul selendang diwajibkan terdapat pada samping kiri. Apabila sudah memperoleh kekasih, simpul berada pada samping kanan. Sedang demi yang tetap sangat pun dengan kata lain single simpul selendang ada di tengah-tengah. Menarik tidak? Mengikat selendang pada pinggang memiliki arti jika ketika kita masuk menuju lokasi suci diinginkan kemauan jahat serta semuanya yang kurang fit bisa diikat.

Terkecuali kekayaan histori
dalam balik pembangunan Taman Mayura, Anda sukses nikmati keelokan taman tersebut. Lokasi dengan luas 244, 60 mtr. x 138, 50 mtr. itu sangatlah teratur dan terbangun kebersihannya. Jejeran pohon manggis menaikkan sejuknya situasi Taman Mayura. Kadang-kadang menurut guide pengunjung Taman Mayura diijinkan menuai buah manggis ini. Kolam lebar yang memantulkan cahaya matahari menaikkan eksotisme lokasi itu. Tidak heran bila pengunjung baik dunia maupun domestik kerasan berlama-lama nikmati Taman Mayura.
Saat ini, Taman Mayura tidak sekedar merupakan saksi histori kerajaan berbagai ratus th. silam juga tempat peribadatan suci, tapi serta ialah destinasi liburan yang mencurahkan hikmah perihal kerukunan beragama dan keberagaman. Taman yang ada pada sekitaran kota Mataram tersebut bisa Kita kunjungi serta menumpang angkutan umum dari kecamatan Narmada dengan ketika tempuh hanya 15 menit. Lantaran selalu sangat berada dalam jantung kota, Anda bakal tidak kesusahan temukan penginapan dengan hotel demi berkunjung ke beragam tempat berwisata kota Mataram selanjutnya. Sebagian penginapan yang sukses digunakan demi sebatas melepas capek sebagai Griya Asri Hotel, Grand Legi Hotel atau Bidari Hotel. Demi penghobi liburan religi dengan histori Lombok, Anda mesti melengkapi destinasi liburan dan mendatangi Taman Narmada, Taman Suranadi dan Pura Lingsar. Selamat menyelami budaya Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar